17 Des 2010

Kenapa Harus Wanita Shalihah?

dakwatuna.com – Bismillah..

Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?

Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..

Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..

Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?

Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…

Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..

Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?

Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?

Aku menjawab..

Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.

Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya.. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..
Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..

Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..

Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?

Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?

Aku menjawab..

Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.

Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?

Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.

Dan sering sekali, orang tak puas.. dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?

Pada akhirnya, akupun menjawab…

Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti mereka..

Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka…

Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga… Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah.. sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.

Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…

Seberat itukah?

Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…

4 Des 2010

Ujian Penjara Dunia

“Dunia ini adalah penjara bagi orang mukmin dan sebagai surga bagi orang kafir.”
(HR. Muslim)

Dunia adalah penjara.. benarkah? Mari kita cermati. Gunakan cara pandang berbeda. Koleksi kreasi bangun percaya diri. Seperti kisah di bawah ini.

Laki-laki itu seorang ulama di zamannya. Pengarang kitab yang amat terkenal, Fathul Bari, Syarah Shahih Bukhari. Siapa dia? Imam Ibnu Hajar al-Asqalani.

Suatu hari sebagai qadhi, ia berkendara dengan keledai yang bagus. Pakaiannya bagus. Performanya meyakinkan. Saat melintas di sebuah pasar, tiba-tiba seorang Yahudi pedagang minyak menghadang. Memegang tali kekang keledai sang Imam, seraya berkata, “Ya Syaikhul Islam, Anda menyatakan bahwa Nabimu bersabda, ‘Dunia itu penjara bagi orang-orang beriman, dan surganya orang kafir.’ Dengan penampilan Anda yang seperti ini, Anda dipenjara seperti apa? Dan dengan keadaan saya yang begini ini, saya berada surga seperti apa?”
Ibnu Hajar menjawab, dengan kondisi seperti ini, saya dibanding dengan kenikmatan yang Allah janjikan di akhirat, seolah dalam penjara. Engkau dengan kondisimu seperti itu, dibandingkan dengan siksa dan hukuman yang Allah ancamkan di akhirat nanti sekarang berada di dalam surga.

Luar biasa! Mendengar jawaban tersebut , Yahudi spontan menyatakan masuk Islam. Sehebat apapun orang mukmin di dunia, ia masih berada dalam ‘penjara keterbatasan’. Segembel apapun orang kafir, mereka masih di surga, sebab masih ada neraka menyala menanti mereka.

Berpikirlah merdeka. Jadikan pesona dunia sebagai inspirasi surga, seperti Imam Ibnu Hajar. Merdeka, jangan penjarakan dirimu dalam jeruji maksiat.

Wahai pengembara di penjara dunia, jadilah orang asing, pelancong. Nikmati wisata dunia sekedarnya. Kita pasti kembali.

“Jadilah engkau di dunia ini bagaikan orang asing atau orang yang dalam perjalanan.” Ibnu Umar berkata, “Jika engkau berada di waktu sore, maka jangalah mengharapkan akan hidup di waktu pagi. Dan jika kamu pada waktu pagi, maka janganlah menantikan waktu sore. Pergunakalah masa sehat itu untuk bekal masa sakit, dan masa hidup untuk bekal kematian.” (HR. Bukhari)

Waktu di dunia ini adalah sama dengan waktu di sekolah. Ia sama dengan kampus kehidupan, ‘University of life’. Afghanistan, Irak, Palestina, Chechnya adalah universitas jihad. Para alumninya kini berbahagia di surga, insyallah. Pasar adalah kampus kejujuran. Kantor sebagai kampus pelayanan. Jalanan kampus pengendalian diri.

Pemukiman kumuh kampus kepedulian. Di mana masing-masing tempat memiliki ujian-ujian, maka pekalah dengan waktu yang disediakan. Manfaatkan untuk investasi abadi, amal shalih.

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)

Dan ujian itu bukan mustahil. Ia bisa ditempuh, asal sungguh-sungguh. Bila ujian itu mustahil tentu tidak berguna, tidak bisa untuk membedakan antara prestasi dan frustasi. Padahal Allah berfirman,

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. al-Baqarah: 286)

Menurut Sayyid Quthub, ujian adalah tanggung jawab pribadi yang mesti diemban. Ujian adalah pembangkit himmah atau hasrat dan semangat untuk membentuk manusia menjadi pribadi utuh dan positif. Manusia adalah manusia, bukan malaikat, bukan pula hewan atau setan. Manusia adalah makhluk mulia, karena Allah memuliakan dan menyempurnakan ciptaanNya. Ia lebih mulia daripada malaikat, sebab diberi akal untuk bersyukur dengan menggunakan pendengaran, penglihatan, dan hatinya. Namun ia bisa jatuh terhina seperti hewan ternak bahkan lebih sesat lagi, bisa menjadi setan durjana terlaknat karena akal pikirannya tak bermanfaat.

Bagi orang mukmin, telah dijadikan mudah penjara dunia ini untuk dilewatinya. Mereka yakin, mereka mengembalikan ujian-ujian yang dihadapi kepada yang memberikannya. Dan kelak hanya kepadaNyalah mereka dikembalikan. Mereka yakin akan kembali kepada Allah .

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kalian, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepadaNyalah kalian (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. al-Mulk: 15)  wallahu a’lam

Sumber: The Way to Win (Solikhin Abu Izzuddin)

Kajian.Net
Koleksi Ceramah Islam MP3