5 Okt 2009

2 GENERASI

Di puncak merbabu, pagi itu kabut menyingkap, berlahan punggungan gunung merbabu dan sabana kuningnya mulai terlihat, angin dingin sepoi-sepoi mengurangi panasnya terik mentari pagi. Kami bertiga menikmati indahnya alam di ketinggian 3142mdpl.

Pagi itu kami bertemu satu rombongan keluarga dari Surabaya, btw itu yang tadi malem ngasih kopi pada kita waktu di pos edelweis. Saling berjabat tangan dan berkenalan, beliau tidak mau di panggil bapak karena lebih senang di panggil Cak Mamad. Rombangan dari Surabaya ini terdiri dari 5 person yaitu Cak Mamad , Anaknya dan 3 cucunya yang masih belajar di bangku kuliah dan sma.


Hmm.. Salut saya pada bapak ini yang telah berumur 58 tahun masih menyempatkan diri menyalurkan hobinya mendaki gunung. Ternyata beliau sudah menggeluti hobi mountaineering ini sejak sekolah sma sampai sekarang pun masih aktif dalam kegiatan ini. Mereka kemarin baru turun dari merapi langsung ke merbabu dan rencana akan menuntaskan rencana ekspedisi 4 M (Merapi, Merbabu, Mbah Marijan dan Malioboro).

Wah enak ya.. kalo kakek dan bapak kita mendukung dan ikut naek gunung, kelihatannya nyaman banget, rasa kekeluargaan, persahabatan dan melatih kemandirian pun terengkuh.

Kita pun saling berbagi pengalaman. “ cak mamad apasih hal yang paling mengesankan dan tak dapat dilupakan selama pendakian sampai sekarang ini?”

Kemudian beliau bercerita: “Tersesat di Gn. Semeru selama 7 hari”, Wah semakin seru kita mendengarkan dan kadang bertanya pada cak mamad. Waktu itu tahun 1980an Kami serombongan tersesat di gn semeru karena kita lewat jalur yang nggak resmi alias tidak lapor di BC. Singkatnya mereka tidak di cari tim SAR karena tidak ada surat ijin resmi pendakian, untuk bertahan hidup dengan metode survival makan daun2an, untuk air mereka mencari embun2 pada daun, air hujan dan air yang ada di cerukan2 batu. tidur diatas rumput2 yang tebal (tidak seperti sekarang ini kita sudah memakai peralatan pendakian yang modern) waktu itu belum ada sliping bag atau kompor gas. Hingga mereka menemukan sebuah legenda arcopodo (dua buah arca kecil yang sampai saat ini pun entah dimana keberadaannya) yah mungkin itu hanya kebetulan menemukan saat tersesat saja. Setiap saat mereka melakukan berdoa bersama dan membaca apa saja yang mereka bisa sambil memohon keselamatan. Satu persatu mereka mengucapkan nazar jika nanti bisa selamat menemukan jalan turun mereka akan melekukan sesuai apa yang masing2 nazarkan. Hingga akhirnya setelah tersesat 7 hari baru ketemu jalan pulang..

Nggak kebayang gimana rasanya tersesat dihutan, yah semoga saja tak terjadi pada diri kita teman2. Dan semua cerita itu adalah suatu pelajaran bagi kita, “Semua orang itu guru dan alam adalah tempat belajar kita”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TiNgGalKaN JEJAKmu dIsiNi soBaT ...

Kajian.Net
Koleksi Ceramah Islam MP3